Sistem control UAV Ada 2
yakni Sistem Kontrol Manual dan Sistem Kontrol Auto Pilot
2.
Mode Stabilyze adalah metode penerbangan dimana perangkat autopilot akan
menjaga level pergerakan pesawat ketika terbang agar tetap stabil.Pergerakan
pesawat ketika dikendalikan dengan menggunakan radio Kontrol akan sulit untuk
stabil mengingat keterbasan sudut pandang pilot, dengan begitu stabilize mode
akan sangat membantu ketika melakukan penerbangan yang menuntut kestabilan yang
tinggi.
3.
Komponen Mode Stabilyze
4.
Mode Auto Pilot adalah Autopilot adalah pengendalian pesawat model menggunakan
mode otomatis untuk mengikuti suatu rute
atau rencana penerbangan yang sudah dibuat. Terdapat beberapa
jenis autopilot untuk pesawat model penentuan autopilot untuk peswat model
tergantung dengan misi yang ingin digunakan pada pesawat model tersebut. Badan
pesawat yang sudah diuji kehandalan terbangnya secara manual baru kemudian dilakukan
uji terbang otomatis menggunakan autopilot secara bertahap. Uji awal, uji
terbang melingkar dengan jari-jari rendah, lalu uji kedua merupakan uji
utama yaitu menguji kekuatan telemetri,
penerbangan dengan jarak terjauh 4 km.Penerbangan UAV berdasar isi
program yang diatur menggunakan GCS Mission Planner maupun editing program
manual menggunakan Arduino. Sedangkan Mission Planner ini telah memiliki
kemampuan untuk melakukan rekam Flight Data
yang diperoleh dari sensor-sensor yang terpasang, seperti : GPS, air speed
sensor, magnetometer, gyroscope, accelerometer dan pressure sensor.
5.
Mode yang digunakan dalam Auto Pilot adalah Sensor,GPS, IMU dan Micro Control
dengan ARDUPILOT
6. Cara Kerja Waypoint adalah bekerja
menggunakan bantuan GPS untuk menganalisa peta didaerah sekitar kita, dan
mementukan dimana titik rute terbang yang tepat dipeta,dan kemudian tentutkan
ketinggian dan kecepatan yang ada inginkan dari drone
7.
Cara Kerja RTH (Return to Home) adalah feature di drone yang memungkinkan
drone kembali ke pangkalan atau ke HOME yang telah di setting dari awal dan Return
to Home , adalah feature di drone yang memungkinkan drone kembali ke pangkalan
atau ke HOME yang telah di setting dari awal, Sehingga dapat memudah kan dan dapat membantu bagi para awak pilot
drone yang baru belajar untuk menerbangkan drone agar tidak hilang
8.
Cara kerja Loiter adalah metode penerbangan yang dapat diaktifkan agar pesawat terbang
berputar mengelilingi suatu titik yang
ditentukan pada ground control station
atau pesawat akan terbang mengelilingi titik terakhir
dimana
metode Loiter diaktifkan ketika
terbang pada
ketinggian yang
telah ditetapkan sebelumnya.
9. komponen-komponen sistem autopilot secara
umum :
1. Processor
Processor adalah unit utama yang menjalankan firmware autopilot dan melakukan semua perhitungan. Sebagian besar flight controller memiliki prosessor 32bit yang lebih powerfull dari prosessor 8bit, tetapi prosessor 8bit masih lebih populer karena lebih murah.
Processor adalah unit utama yang menjalankan firmware autopilot dan melakukan semua perhitungan. Sebagian besar flight controller memiliki prosessor 32bit yang lebih powerfull dari prosessor 8bit, tetapi prosessor 8bit masih lebih populer karena lebih murah.
2. Accelerometer dan
Gyroscope
Accelerometer dan gyroscope merupakan sensor inersial
drone, yaitu mengukur gerakan drone tersebut dari dalam
(inersial). Accelerometer mengukur percepatan translasi
sedangkan gyro mengukur rotasi. Kombinasi dari kedua pengukuran
tersebut memungkinkan flight
controller menghitung attitude (sikap) gerakan drone dan
melakukan koreksi.
3.
Compass/Magnetometer
Sensor kompas atau secara umum disebut magnetometer adalah sensor yang mengukur gaya magnetik selayaknya kompas dalam artian umum. Sensor ini penting untuk drone berjenis multirotor karena accelerometer dan gyro tidak dapat menunjukkan arah drone tersebut terbang, sedangkan pada fixed wing lebih mudah karena hanya terbang pada satu arah saja.
Sensor
ini cukup sensitf terhadap interferensi elektromagnetik, sehingga harus
dijauhkan peletakkanya dari penghasil medan elektromagnetik seperti motor dan
ESC.
4.
Barometer
Barometer adalah sensor tekanan yang berfungsi untuk mengukur
ketinggian drone. Semakin tinggi kita dari permukaan bumi, maka tekanan akan
semakin rendah. Sensor ini sangatlah sensitif.
5.
Sensor Kecepatan Angin (Airspeed)
Sistem yang biasa digunakan adalah menggunakan tabung pitot, yaitu mengukur tekanan dinamis udara sehingga dapat dihitung kecepatanya.
Airspeed sensor ini biasa digunakan untuk drone fixed wing.
6.
Data logging (Black Box)
Pada beberapa flight
controller terdapat built-in data logging yang menyimpan
semua data berupa apa saja yang dilakukan oleh autopilot, seperti
layaknya black box pada pesawat. Hal ini penting untuk menganalisa
jika terjadi sesuatu yang bekerja dengan tidak benar.
7. Gabungan
Sensor
Drone tidak akan terbang dengan baik jika hanya menggunakan satu
sensor, sehingga dibutuhkan kombinasi beberapa sensor. Kombinasi ini biasanya
digambarkan dengan DOF atau Degree Of Freedom, semakin tinggi DOF maka
semakin tinggi juga akurasi yang didapatkan. Misalkan 6 DOF yaitu terdiri dari
3 DOF accelerometer (arah x, arah y, arah z) dan 3 DOF gyroscope (putaran sumbu
x, y dan z), atau 10 DOF yaitu 6 DOF diatas dengan tambahan 3DOF dari kompas
dan 1 DOF dari barometer.
8.
GPS (Global Positioning System)
Modul GPS mengukur lokasi dari drone dengan mengukur seberapa lama
sinyal bergerak dari satelit. Modul ini dapat juga digunakan untuk
memperkirakan ketinggian meskipun kurang akurat. Akurasi dari GPS adalah
sekitar 5 meter. Fitur utama dari modul GPS adalah menerbangkan drone
melalui way-point yang sudah ditetapkan secara otomatis. Antena GPS
sering kali diletakkan diluar drone sehingga “terlihat” dari satelit untuk
mendapatakan sinyal yang solid.
9.
Telemetry
Modul telemetry adalah alat yang mengirimkan dan
menerima data melalui sinyal radio. Salah satu berada di darat dan salah
satunya terpasang pada pesawat.
10.
Ground Station
Ground station adalah software yang berada pada PC maupun
tablet yang mana memungkinkan pilot untuk memonitor kemanakah drone kita
terbang, melakukan seting way-point maupun memberikan perintah kepada
drone.
11.
Power Module
Autopilot adalah peralatan elektronik yang sensitif, sehingga
dibutuhkan sumber daya yang “bersih”. Power modul digunakan untuk merubah
voltase baterai yang tinggi menjadi sesuai yang dibutuhkan oleh autopilot
(biasanya 5 Volt).
10. ESC adalah ESC (Electronic Speed Controller) : Alat yang
digunakan sebagai pengatur kecepatan drone dan mengatur kebutuhan arus pada
motor/RPM
Gambar ESC
11. Fungsi FCS adalah Field Frame
Check Sequence (FCS) sebuah field yang ukurannya 4 byte yang
menyediakan verifikasi integritas bit terhadap
keseluruhan frame Ethernet II yang bersangkutan. Field FCS
ini juga disebut dengan Cyclic
Redundancy Check (CRC).
Pihak peneirim akan menghitung nilai dari FCS dan menempatikan hasilnya di
dalam field ini. Ketika pihak penerima mendapatkan frame yang
bersangkutan, pihak penerima tersebut akan melakukan penghitungan ulang
terhadap FCS dengan menggunakan algoritme yang sama, dan membandingkannya dengan yang terdapat di dalam FCS.
Jika kedua nilai tersebut sama, maka frame yang bersangkutan
dianggap valid dan akan diproses oleh pihak penerima. Jika tidak sama,
maka frame tersebut diabaikan, seolah-olah tidak ada frame yang
dikirimkan.
12. Fungsi Kontrol dalam Radio Control digunakan untuk
mengendalikan pesawat UAV dari ground station dimana frekuensi yang digunakan
adalah 2.4 GHz. RX atau receiver adalah penerima sinyal kontrol yang akan
diteruskan ke flight control.
Gambar Radio Control
Gambar RX / penerima
Berikut adalah Fungsi kontrol pada masing -
masing channel yang berbeda berdasarkan jumlah channel yang ada pada Radio
Transmitter :
1.
Channel 1 - Untuk Fungsi Aileron
2.
Channel 2 - Untuk Fungsi Elevator
3.
Channel 3 - Untuk Fungsi Throttle
4.
Channel 4 - Untuk Fungsi Rudder
5.
Channel 5 - Untuk Fungsi Rectract atau Flap
6.
Channel 6 - Untuk fungsi Flap atau Retract
7.
Channel 7 - Untuk Fungsi Auxiliary Channel seperti Nav Light atau drop bomb
8.
Channel 8 - Untuk Fungsi Auxiliary Channel seperti Slap atau Ram Door.
13. Fungsi Throtle atau
gas pada transmitter quadcopter adalah untuk menaikkan laju dan menurunkan
quacopter. Seperti jika naik sepeda motor, jika kita memutar gas semakin dalam
maka sepeda motor akan semakin kencang sama halnya pada quadcopter semakin kita
menekan fungsi throttle maka naik maupun turun quadcopter akan semakin laju.
dan Gas artinya semakin keatas maka putaran motor semakin keras atau
drone terbang, semakin kebawah putaran motor semakin berkurang atau drone akan
turun dan Pengendali dari motor / rotor dari drone tersebut bisa juga disebut
stik , biasa kita sebutnya throttle down artinya drone diarahkan kebawah. Naik
menggunakan throttle up (arahkan stik ketas)
14. Fungsi Yaw dan
Penjelasan frekuensi yang digunakan
yaw yaitu
putaran terhadap sumbu vertikal, gerakan ini berupa menggeleng, yaitu hidung
pesawat menghadap ke kanan maupun ke kiri dan gerakan drone untuk berputar dari kiri atau dari
kanan dan pergerakannya juga dikendalikan dengan RC yang sama gerakannya dengan
roll tetapi beda stik.
15. Fungsi Pitch dan
Penjelasan frekuensi yang digunakan
Pitch :
gerakan pesawat berputar terhadap sumbu lateral, berupa gerakan nose-up atau nose-down
(mengangguk) dan gerakan drone untuk maju dan mundur pergerakanya bisa dengan
memajukan stik ke depan dan kebelakang sesuai dengan setting rc yang kita
lakukan
16. Fungsi Roll dan
Penjelasan frekuensi yang digunakan
§ roll adalah
gerakan berputar terhadap sumbu longitudinal, berupa gerakan berputar sehingga
salah satu sayap naik sedangkan salah satunya turun dan gerakan drone untuk
kekanan atau kekiri pergerakannya bisa dnegan mengerakan kekanan dan kekiri
dari rc yang ada.
17. Penjelaskan FSK
adalah Frequncy Shift Keying (FSK) atau
pengiriman sinyal melalui penggeseran frekuensi. Metode ini merupakan suatu
bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output
gelombang pembawa. Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah
ditentukan semula dengan gelombang output yang tidak mempunyai fase
terputus-putus. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa
berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi
digital. FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini
gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit
0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar
transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. FSK juga tidak tergantung
pada teknik on-off pemancar, seperti yang telah ditentukan sejak semula.
Kehadiran gelombang pembawa dideteksi untuk menunjukkan bahwa pemancar telah
siap. Dalam hal penggunaan banyak pemancar (multi transmitter),
masing-masingnya dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip pendeteksian
gelombang pembawa umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja.
Bentuk dari modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara
konsep, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam
variasi /deviasi ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu
More atau Less (High atau Low, Mark atau Space). Tentunya untuk deteksi
(pengambilan kembali dari kandungan Carrier atau proses demodulasinya) akan
lebih mudah, kemungkinan kesalahan (error rate) sangat minim/kecil. Umumnya
tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit Rate (kecepatan
transmisi) yang relative rendah, seperti untuk Telex dan Modem-Data dengan bit
rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).
18. Cara Binding TX dan
RX
Binding merupakan proses Mengkonfigurasi
Controler RC sehingga dapat berkomunikasi dengan Receiver RC yang
dipasang di dalam quadcopter Anda. Ini adalah prosedur yang harus Anda lakukan
sebelum menerbangkan drone, apakah drone yang anda miliki termasuk jenis
quadcopter ARF atau Anda merakitnya sendiri, Salah satu Kesulitan atau kendala
dari Sistem Mengkofigurasi RC bagi saya adalah prosedur binding untuk setiap
sistem radio berbeda. Bahkan Receiver yang berbeda pada sistem radio yang sama
dapat memiliki prosedur Konfigurasi yang sangat berbeda.
Cara Binding Radio Transmitter ke Frsky Receiver merupakan hal penting yang harus anda perhatikan, maka dari itu di bawah ini kami akan memandu dalam menyelesaikan langkah-langkah Menghubungkan Sistem Frsky Tarantis ( Seperti Tarantis X9D, Tarantis QX7, dan Tarantis X-Lite ) , di setiap Receiver yang akan anda temukan di Miniquad.
TRANSMITTER DAN RECEIVER
Sebelum melakukan langkah Binding Anda harus
mengetahui apa itu Transmiter dan Receiver.
Transmitter atau Remote
Control adalah komponen yang dipegang oleh pilot di darat untuk mengendalikan
pesawat dengan cara mengirmkan sinyal ke receiver. Pada umunya, transmitter
bekerja menggunakan gelombang radio.
Receiver merupakan
penangkap sinyal dari isyarat yang kita berikan dari remot (Transmitter) di
darat sehingga dapat dikontrol sesuai keinginan kita tanpa kabel. Recheiver
didalam pesawat aeromodelling berfungsi mengontrol ESC dan servo secara
elektronis untuk menjalankan fungsinya.
Radio Transmitter (pemancar
radio atau TX) merupakan perangkat yang memungkinkan pilot mengendalikan
pesawat, Drone ,Aircraft maupun RC yang lain tanpa memerlukan kabel.
Sinyal /perintah kemudian diterima oleh penerima radio (RX) yang terhubung ke
Flight Controller . dibawah ini hal-hal yang perlu kita perhatikan sebelum
membeli Transmitter. Untuk lebih Lanjut silahkan Baca Cara Memilih Radio Transmitter sebelum Merakit Drone.
Dibawah
ini adalah Langkah yang harus di persiapkan sebelum anda melakukan binding
Transmitter ke Receiver anda :
1.
2.
Instal Receiver di Drone Anda
Beberapa quadcopters ARF (diistilahkan "Plug and play"
(PNP) atau "Bind and Fly"(BNF)) sudah dilengkapi dengan receiver yang
sudah di instal dan siap untuk dipasangkan. Jika ini sudah anda lakukan pada
Drone Anda, Anda dapat melewati langkah ini.
Jika Anda menginstal receiver di DroneARF Anda, maka anda akan
menemukan RX dengan port S.Bus seperti X4R-SB, XSR, XM+, dll. Instalasi jenis
receiver ini cukup sederhana. Anda harus mencari dan menyambungkan 3 kabel dari
papan Flight Controller Drone (FC) Anda ke receiver. Pada sebagian besar Flight
Controller 3 kabel ini dikelompokkan bersama:
1.
5V (+) dari FC harus
dicolokkan ke pad positif atau pin pada RX Anda.
2.
GND (-) dari FC harus
dihubungkan ke ground (-) pad atau pin pada RX Anda.
3.
UART RX dari FC harus
dicolokkan ke pad S.Bus atau pin pada RX Anda.
Beberapa FC akan memiliki port berlabel "UART".Carilah
pada yang secara khusus diberi label "SBUS" dan gunakan jika ada.
Jika tidak, Maka anda perlu melakukan sedikit riset. untuk Cari tahu apakah
Flight Controller Anda adalah varian “F3” atau “F4”. Anda dapat menggunakan pin
apapun yang berlabel “UART RX” pada varian “F3”. Pada varian “F4” Anda perlu
membaca secara manual atau diagram pengkabelan untuk FC untuk menentukan port
mana yang akan digunakan untuk pengkabelan RX Anda.
Sebelum Tombol Quadcopter ( RX ) Anda Tekan, Anda harus bisa
mengakses tombol "Failsafe" pada receiver untuk menyelesaikan
prosedur Binding. Hal Ini Mengharuskan Anda memasang pelat di quadcopter Anda
pada bagian atas.
2.
Turn On Quadcopter
Hidupkan dahulu RX anda, Jika RX sudah terinstal di Quadcopter
anda , maka cara yang paling sering digunakan adalah mencolokkan Quadcopter ke
baterai, Anda harus mempersiapkan segalanya yang di butuhkan agar proses
Binding ini berhasil dilakukan. Kami menyarankan anda menggunakan Penghalang
asap atau Smoke Stoppers , Jika anda baru pertama kali Menghubungkan Quadcopter
ke Baterai.
Cobalah untuk menghubungkan quadcopter ke komputer Anda,
fungsinya untuk melihat apakah cahaya pada RX menyala. Jika menyala, Berarti
Anda tidak perlu memasang atau mencolokkan baterai untuk melakukan prosedur
konfigurasi!
1.
Cara Menghubungkan Taranis
Langkah-langkah berikut adalahprosedur Binding yang paling sering
digunakan untuk seri Transmitter RadioOpenTX Taranis :
1.
Matikan quadcopter (RX) dan nyalakan Taranis Anda.
2. Tekan tombol Menu di Transmitter Taranis untuk mengaktifkan halaman Pemilihan Model
2. Tekan tombol Menu di Transmitter Taranis untuk mengaktifkan halaman Pemilihan Model
3.
Pilih model yang tidak digunakan dan tekan Halaman.
4. Secara opsional pilih dan masukkan nama untuk quadcopter baru Anda.
4. Secara opsional pilih dan masukkan nama untuk quadcopter baru Anda.
5.
Gunakan tombol +/- , dan geser ke bagian bawah menu bagian Internal RF |
Mode. Pilih D16 untuk semua receiver miniquad (yang mencakup X4R-SB, XSR, XM
+).
6.
Geser ke bawah ke [Bind] menggunakan tombol - , Tekan tombol
ENT pada TX Anda untuk mengaktifkan mode Konfigurasi. Biasanya Taranis Anda
mengeluarkan suara kicauan berulang - ulang .
7. Temukan tombol tekan fisik pada RX Anda. tombol tersebut berada di samping LED yang menyala saat dinyalakan. Pada XM + , sangat kecil dan dekat dengan antena. tombol tersebut merupakan tombol Failsafe.
8. Tekan dan tahan tombol Failsafe saat menyalakan receiver / quadcopter Anda. cara ini sedikit menyulitkan jika di lakukan dengan satu tangan, jadi Anda mungkin memerlukan bantuan.
9. Saat receiver menyala, Anda akan melihat lampu hijau yang terang dan lampu merah yang berkedip. Jika anda memiliki masalah pada step ini, Anda harus mencoba lagi prosesnya atau mempelajari lebih banyak pada panduan FrSky.
10.
Lepaskan tombol Failsafe dan putuskan sambungan daya dari receiver /
quadcopter.
11. Pada Transmitter Taranis, tekan ENT untuk keluar dari mode binding. Tekan EXIT beberapa kali untuk kembali ke halaman beranda.
12. Pasangkan kembali receiver Anda / quadcopter. Pastikan bahwa itu menunjukkan lampu hijau yang terang hal itu menunjukan bahwa komunikasi dengan radio Transmitter berhasil. Jika RX Anda Support Telemetri, Anda harus melihat sinyal radio telemetri yang muncul di layar Taranis Anda.
3.
PENTING!
Setelah receiver dipasang pada Quadcopter, Berarti sudah Anda siap untuk
mengkonfigurasi perangkat lunak Flight Controller Anda. Kami sarankan Anda
memeriksa Panduan Konfigurasi Betaflightyang sudah sering digunakan untuk
memandu